Sunday, February 12, 2017

Never Forget You! - cerpen horror



Never forget you!

-Persahabatan lain dimensi-

TONG.. TONG..TONG..
       Bel di retansia asrama school berbunyi pada saat tengah malam. Tak disangka, aku kebelet ingin buang air kecil pada malam itu. Terpaksa, aku pun harus membangunkan teman disampingku. “kim.. bangun kim..” panggilku berulang kali.
“kimberly.. bangun, kim...” teriakku pada kim, membangunkannya.
“i..iyaa.. ada apa sih clan? Tengah malam gini bangunin aku?.” Jawab dia sambil mengucek ngucek matanya.
“emm.. ga papa sih.. Cuma, aku minta anterin ke toilet aja kim..” balasku malu.
“yah elah.. ke toilet aja di anterin! Pergi sendiri sana!.” Balasnya kesal.
“emang kenapa? Kamu takut?.” Balasku memberanikan diri.
“lo gila yah? Sekarang jam berapa? Nyari mati lo? Hah?.” tanya kim beruntun.
“yaudah kim, jangan marah dong.. kan aku nanya baik-baik kalo ngga mau juga gapapa! Aku bisa sendiri.” Balasku menahan emosi.
“sana! Kalau mau celaka, aku Cuma gak mau ngelanggar peraturan di sekolah ini..” balasnya tajam dan berujung lemah.
“emang ada peraturan apa di sekolah ini?.” Tanyaku agak merinding.
“hah? nggak, ga papa. Sudah sana! Katanya mau ke toilet. Nanti keburu tambah malam.” Jawabnya meragukan dan seperti ada yang disembunyikan.
“yasudah..” balasku pasrah.
    Tak kusangka saat sedari tadi aku berbicara dengan kim, Erika memperhatikan aku dan kim sampai sekarang. Namun, aku tak menyadarinya. Aku pun membuka gorden jendela dan melihat keluar. Ternyata, bukan main gelap nya.. bagaimana kalau aku ketemu hantu atau apapun?. Ah, biarlah.. yang penting aku sudah lega.
****
Kreekkk...
Salah satu pintu kamar mandi terbuka sendiri.
“lho.. ko.. ko.. kok terbuka sendiri sih?.” Tanyaku agak gemetar pada diriku sendiri.
Tiba tiba saja ada seseorang perempuan yang keluar dari kamar mandi tersebut, dan ternyata ...
“oh, hai clania..” sapa gadis perempuan yang ternyata si erika.
“hai, erika.. kamu ngapain kesini? Bikin aku kaget, aku kira apaan..” jawabku lega.
“hehehe.. buang air kecil. Kalo kamu mau ngapain? Justru aku kira siapa yang melangkahkan kaki ke toilet ini. Aku kira pengganggu.” Balas Erika yang justru ada kata yang agak aneh pas dia ngomong “aku kira pengganggu.”
“oh, aku juga mau buang air kecil ko.. tunggu ya.”
“ya clan, aku tungguin ko..” balasnya agak meragukan.
“oke.. sebentar yaa.
****

 “hhh.. selesai juga.. akhirnya udah lega..” gumam ku.
Namun, saat aku membuka pintu kamar mandi, mau keluar..
“Erika.. aku udah selesai, ay..” kata kata ku terputus karena melihat Erika udah ngga ada di depan pintu kamar mandi. Akupun mencari ke sekeliling toilet, hasilnya pun nihil.
“Erika.. kamu dimana? Jangan ngumpet ngumpet deh..” panggilku panik.
Hening, tanpa jawaban. Angin malam mulai membelai bulu kuduk kulit ku. Sehingga menghasilkan hawa yang agak.. iseng gitu.
“Erika! Aku sedang tidak bercanda sekarang! Jangan bercanda dehh nanti ketauan guru yang lewat kita masih diluar gimana?” teriakku memanggil Erika yang sedari tadi menghilang.

Jleepp !

lampu di sekitar kamar mandi asrama mati. Gelap dan sunyi.
“hai, clania.. selamat datang.” Sapa seseorang dari kegelapan di belakangku.
“si..siapa kamu? Ma.. mau apa kamu?” tanyaku gelagapan di dalam kegelapan.
“oh, ya aku lupa.. masih gelap ya?” ucap perempuan itu.
*Prok prok *
dengan sekali tepokan, lampu di sekitar ruangan menyala. Dan kulihat ruangan seperti biasanya. Ya.. lebih tepatnya seperti ruangan asrama zaman dulu sih.. dan berbau anyir di sekitar. Aku melangkah kan kakiku ke ruangan kamar yang pintunya berwarna coklat di depanku.
Krekk..
Pintu kamar terbuka. Namun, kini bau anyir yang tak sedap itu berubah menjadi bau melati yang nusuk banget. Aku terus melangkahkan kaki ke sekitar kamar indah tersebut. Kulihat banyak sekali boneka boneka dan tempelan serta aneka hiasan yang di pajang.

“lho, clania ngapain masuk ke kamar terlarang itu?” buntut erika dan kim dari belakang menjaga clania.
“a.. ap tadi dia bilang? Boneka? Wangi melati?” tanya Kim yang menatap Erika asli kebingungan.
“entah, mungkin dia sleep walking atau mengigo atau semacamnya..” jawab Erika.

Aku terus melanjutkan perjalananku, hingga aku tiba di sudut kamar tersebut dan menemui sosok wanita remaja seusiaku di sudut ruangan. Dia cantik, manis, putih, dan berambut panjang se pinggang.dia mengenakan gaun layaknya cinderella berwarna emas. Dia menggunakan mahkota putri. Namun, kutemui dia dalam keadaan sedang murung.
“hai, kamu siapa? Bisa bantu aku keluar dari sini?” panggilku kepada perempuan yang membelakangiku.
Dia menoleh, dan ternyata benar! Dia amat cantik!! Dia senyum kepadaku, seraya berkata.
“siapa yang membawa mu ke duniaku? Bahkan kamar terkutukku?” tanyanya parau.
“entah, sebenarnya aku sedang ke toilet tadi. Dan aku bertemu Erika temanku.”

“erika? Ka, kamu tadi ke toilet sebelum si clania kesana?” tanya kim bingung.
“enggak deh perasaan, wah.. Clania ngigo kali ya? Dia ngomong sendiri lagih.” Jawab Erika menyadari bukan dirinyalah yang di sebut Clania tadi.

“lalu, saat aku sudah buang air kecil. Erika sudah tiada di depan pintu toilet. Lampu toilet pun mati seketika. Dan dari belakangku pun, ada yang menyapaku. Dengan satu tepokan, lampu menyala kembali dan membawaku ke ruangan di luar kamarmu.”
“Evny.... dia selalu membawa anak tak bersalah kemari. Dan, setiap anak itu menggangguku. Menangis, berteriak, bahkan bunuh diri dan mati kelaparan di sini. Akulah yang harus bertanggung jawab atas kematian anak anak itu, aku juga yang harus menerima akibatnya..”balas sang putri itu.

“apa akibatnya? Bagaimana asal mulanya? Oh,ya siapa namamu?” tanyaku beruntun.

“akibatnya, namaku jadi dilecehkan. Aku tak jadi putri layak nya kakak dan adik adiku. Semua orang membenci dan tak mempercayaiku. Hanya adikku yang bernama celleline yang mengerti aku. Pada malam jum’at, segerombolan warga datang ke kastil ku.. mereka memanggil manggil namaku. Aku yang sedang bersama celleline dan kak hebert, kakak sepupuku pun berusaha kabur dan mengumpat. Hingga, celleline mati jatuh dari tangga kastil setinggi 5 meter itu dan kepalanya hancur! Adik kesayanganku telah tiada.. hanya aku dan Hebert yang tersisa. 

Semua penduduk yang di ketuai oleh Evny musuhku pun akhirnya masuk ke dalam kastil secara paksa. Dia mencariku hingga ke penjuru ruangan. Dan menemukanku sedang mengotong celleline adikku. Mereka membawaku ke taman belakang kastil yang kini menjadi toilet asrama atau sarang nya Evny. Mereka menguburku hidup hidup. Namun, pada tanggal 13 okt 1801.. ada orang yang sedang menggali tanah dan menemukanku ketika ingin membangun asrama ini. Mereka memindahkan kuburanku di kamar terlarang ini. Dan kembali menimpanya dengan semen dan lantai. Sejak saat itu, aku tak tahu bagaimana nasib Hebert dan belum menemuinya di asrama ini. Aku hanya bertemu Celleline 3 kali, dia bersarang di kamar asrama putri...” jelasnya panjang lebar.

“dan namaku.. Willy anatansa linken. Panggil saja aku Willy. Selamat datang di kamarku Clania.. kamu adalah tamu ke 1002 setelah kennes.” Tambah Willy.
“hah, kennes? Maksud kamu.. aprillia kennes?” tanyaku tersadar dari halusinasiku.
“ya.. kau kenal dia? Dia ada di belakang mu Clania..” jawab Willy ramah.
“jadi, nama nama yang di pajang di mading beserta fotonya.. telah tiada?” tanyaku kepada Willy.
“yap! You right..” jawab Willy singkat.
“apa aku akan mati juga?” tanyaku konyol.
“tidak Clania, kamu akan membawaku tenang di alam sana. Kamu beruntung datang di malam selasa, bulan sabit. Kamu tidak akan bertemu penghuni seram kastil ini.” Jelas Willy tersenyum.
“tapi Willy, kau hantu yang baik. Kenapa kau tidak disini saja? Kan aku bisa terus bermain denganmu..” balasku sedih.
“kamu lihat 2 sahabat mu di belakang.” Tunjuk Willy ke arah Erika dan Kim yang ketiduran menungguku di luar kamar terlarang.
“hah? Kim? Erika?” senyumku mengembang saat melihat mereka.
“pergi temui mereka, dan bilang ke OB asrama ini untuk menggali lantai di bawah kasur ini saat shubuh. Dan kuburkan mayatku di TPU setempat.. dengan itu, semua penghuni asrama ini akan hilang dan lenyap. aku pun akan tenang di alam sana.”
“ya, Willy. Terimakasih telah berbagi cerita denganku. I hope you can call me your best friend.” ucapku selamat tinggal.
“ya.. urwell Clania.. kata sahabat itu yang aku suka..” balas Willy.
*****
      Pagi buta menjemput mataku untuk bangun dari tidurku. Entah aku mimpi atau tidak, yang jelas aku merasakannya! Maka, aku pun harus memenuhi permintaan Willy. Kutemui OB dan memintanya untuk menggali lantai di kamar terlarang. Dan ternyata.. benar! Ada Willy yang berguyur darah serta hampir seluruh badannya telah menjadi tengkorak dimakan waktu.
      Kami mengiringi kepergian putri kastil inggris ini ke tempat terakhirnya. Aku, Kim dan Erika menangis tersedu-sedu dan terus mengucapkan doa, memanggil nama putri kesayangan inggris ini. Namun, ini sudah takdir yang tak bisa di sesali. Aku berharap.. ada Willy Willy lain nantinya.

*****
Tok tok tok..

“ya.. masuk.” Jawab miss serifa di ambang pintu.

Masuk lah, anak perempuan alias murid baru asrama ini. Dia berparas cantik dan manis. Rambut tergerai sepinggang. Dan memperkenalkan dirinya.

“eh, Erika.. clan.. lihat deh, siapa di depan kelas.” Panggil Kim mengganggu aku dan Erika yang sedang sibuk mengerjakan tugas.
“siapa em..” kata kataku terputus saat menoleh ke depan kelas menyadari itu..
“Willy Anatansa Linken?” tanyaku heran.
“bukan, bukan Willy. Tapi, Wilsa Analisa Loria..” timpal Alice di depan bangkuku.
“a.. apa Willy bereinkarnasi?” bisikku ke Kim dan Erika.
“entah, tapi dia mirip sekali Clan..” bisik Kim.
“ya.. mungkin saja.. ini hadiah dari Willy untuk kita karena telah menyelesaikan misinya.” Balasku semangat.
“biarlah, siapapun dia.. aku yakin kita akan akrab dengannya.” Tegas Erika.
-Tammat-

nah, gimana kawan-kawan ceritanya? seru gak? apa ngebosenin? kalau suka, komen ya. oh,ya. kalau kalian mau request cerita lain, komen aja yaa. kalau ngga, chat pribadi di ig: @nafisya_07 atau id line: nafisya07. jangan lupa follow wattpadku: Nafisyaaa07 lagi bikin cerita yang berjudul "Hujan yang membawaku pergi lhoo.. thx sebelumnya.

Friday, February 10, 2017

Kereta malam- cerpen horror



Kereta malam
Ilusi kereta di malam hari.



“Perjalanan yang menyenangkan ya resa, clo, ki.” tanya Airi kepada aku, clo dan reki.
“ya, hari ini sangat menyenangkan!” jawabku senang.
“entahlah, menurutku ini sangat membosankan.” jawab Reki.
“aku senang jika Resa senang.” Jawab Clo.
“ciee.. bisa aja si Clo.” Sindir Airi.
“apa sih, Clo, Ri! Gak jelas deh..” balasku malu.
Diam diam, ku curi pandang Reki yang sedang terlihat cemberut dan memutarkan bola matanya kesal. Entahlah, cowo yang satu ini memang susah ditebak. Entah dia sedang marah,kesal,sedih,senang, suka dengan seseorang. Karena wajahnya yang selalu datar. Namun, tetep saja terlihat cool. Hehe.
“reki, kamu kenapa sih? Dari tadi.. aku lihat kamu cemberut aja.” Tanyaku waspada.
“diam!” balasnya dengan sedikit tatapan yang menjengkelkan itu.
“ihh.. yaudah si! Gitu aja marah.. huu.” Balasku kesal dengan jawabannya.
“udah, jangan berantem di jalan. Lagi pula, hari sudah petang nih. Buru yuk pulang.” Perintah Airi.
“aku setuju dengan Airi. Ayo Resa, kita harus secepatnya pulang.” Susul Clo sambil menggandeng tanganku menjauh dari Reki dan Airi.
Wajah datar Reki secepat kilat berubah menjadi ekspresi kehilangan, merasa bersalah atau sejenisnya. Ah, ya! Ekspresi cemburu. Itu lebih tepatnya. Namun, dengan secepat kilat pun. Dia menormalkan emosi dan menormalkan ekspresi wajahnya seperti semula.
“emm.. Reki, kenapa berhenti? Ko melamun?” tanya Airi.
“hah? e.. enggak, gak papa.” Balas Reki sambil melirik Airi sejenak dan kembali menatap aku dan Clo yang masih bergandengan di depan.
“oh.. lanjut jalan yuk?” tawar Airi.
“y..yaa..” balas Reki.
****
“nah, kita sudah sampai! Ini dia, tempat makanku dulu saat kelas 2 bersama Reki. Iya, kan ki?” jelas Clo setelah sampai di tempat makan yang dia omongkan sejak di mobil tadi.
Reki hanya menatapnya dan memutar kembali bola matanya.
“reki, balas kek kalo ada yang nanya. Terutama Clo! Sahabat mu sendiri.” Balasku kesal.
“iyya iyaa. Ya, benar yang dikatakan Clo.” Balasnya cuek.
“gitu dong..” balasku menyindirnya.
“udah ih, sekarang udah jam berapa nih? Kalo ketinggalan kereta gimana?” tanya Reki.
“ya, aku setuju sama Reki. Sebaiknya kita percepat agar tidak tertinggal.” Susul Airi.
Aku hanya mengiya kan dalam hati dan menatap dalam dalam si pangeran cool yang cuek dan menyebalkan itu. Tak disangka, aku ketahuan menatapnya. Dan dia membalas dengan sedikit rona santai di wajahnya. Namun, seperti biasa, dengan secepat kilat dia merubah kembali menjadi datar dan melanjutkan makannya.
“hoi, Resa. Ada yang salah dengan Reki?” tanya Airi.
“hah? emm..  tidak. Tidak ada apa-apa.” Balasku salting.
“kenapa kau menatapnya begitu dalam?” tanya Airi curiga.
“sudah, sudah ayo, katanya nanti keburu keretanya berangkat.” Sambar Clo menenangkan suasana.
“ya Clo.” Balasku pergi mengikuti Clo.
****
“wah, kalian berdua pasangan yang serasi ya?” puji ibu kedai makanan itu saat melihat aku dan Clo jalan bersama.
“ti.. tidak ko bu. Kami hanya sahabat.” Balasku polos.
Reki yang mendengarnya di belakang langsung merona malu mendengar kata kata yang keluar dari mulutku kalau aku dan Clo hanya sahabat.
“ta..tapi, mereka berdua saling suka lho bu! Hehehe.” Sambar Airi.
“apa sih, Ri.” Aku memukulnya pelan dan malu mendengarnya.
Wajah lega Reki langsung berubah menjadi wajah cemburu mendengarnya.
“hahaha.. kalian bisa saja. Nih, kembaliannya dek Clo.” Jawab ibu itu.
“nah, sekarang mau kemana nih?” tanya Clo.
“balik lah Clo. Dah jam 10.00 nih.” Balasku mengantuk.
“Iya Clo. Balik aja.” Sambung Airi.
“naik kereta gimana?” tanya Clo semangat.
“yasudah..” balasku dan Airi berbarengan.
*****
Sesampainya kami ber empat disana, ternyata peron kereta api tutup. Jam menunjukan pukul 22.30 PM. kami hampir putus asa karena tak ada kendaraan lagi. Namun..
“yah, sudah tutup!” keluhku ketika sampai disana.
“sudah, aku yakin. Pasti ada jalannya.” Balas Reki.
Setelah menunggu 30 menit lamanya. Tiba-tiba datang kereta arah kota tujuan kami untuk pulang ke asrama.
“clo, ri, sa! Ada kereta tuh! Bangun!” bangun reki.
“hah? kereta? Mana?” tanya Clo.
“emm.. agak aneh gak si kalo ada kereta lewat jam 11.30 PM? mana nih stasiun kan udah tutup Clo.” Heran Reki.
“iya sih, dateng dari mana ya tuh kereta?” tanya Clo.
“gatau deh. Yaudah, bangunin Airi sama Resa gih. Mumpung ada kereta, ayo pulang.” Perintah Reki.
“sa.. ri.. bangun! Udah ada kereta tuh.” Bangun Clo.
“mhhh? Ke.. kereta?” tanya Airi sambil mengucek-ngucek matanya.
“iya ri.. tuh..” jawab Clo sambil menunjuk kereta itu.
“jam segini ada kereta? Bukannya udah tutup ya..” sambar Resa yang baru bangun tidur.
“gatau juga itu.. aku tau dari Reki yang kaget ngedenger kelakson kereta saat dia tidur.” Jelas Clo.
“yaudah, ayo berangkat saja.” Perintah Airi.
****
Saat Reki, Airi, Clo, dan Resa menaiki kereta tersebut, didalam sangat dingin. Suhunya bisa mencapai 10 derajat celcius. Entah dari mana datangnya angin sedingin ini di kereta. Mungkin saja karena AC yang ada di kereta di tambah angin malam. Meski begitu, mereka tetap positive thinking.
“C.. Clo.. kamu ba.. bawa jaket ga?” tanya Resa ke dinginan.
“enggak Res, nih, pake punya aku aja.” Tawar Clo.
“makasih ya Clo.”
“eh, ka.. kalian ngerasa aneh gak si?” tanya Airi heran.
“aneh kenapa? Yang kurasakan hanya kedinginan dan menggigil..” balasku pada Airi.
“gapapa sih, cuman..” balas Airi sambil memperhatikan penumpang yang duduk kaku dan menunduk.
“mba, maaf mau nanya, kalau mau ngecilin suhu AC gimana ya?” tanya Reki kepada mba-mba di hadapanya, mencairkan suasana.
“enggak bisa mas.. enggak tau..” balas mba mba itu parau. Mukanya pucet.
Mereka berfikir semua penumpang pucet karena kedinginan di dalam kereta ini. Dan tidak berfikir macem macem.
“masa sih gak bisa? Masinis nya mana lagih? Huuhh! Kereta aneh!” kesal Clo.
“sabar Clo, mungkin emang lagi eror kali?” balasku melarutkan emosi Clo.
Akhirnya, aku, Clo, Reki dan Airi pun saling berbincang-bincang tentang jalan-jalan tadi. Untuk menghilangkan suhu dinginnya kereta. Hingga tak kusangka kami telah sampai selama 15 menit lamanya.
Ting.. nung..
Pintu kereta terbuka, kami berempat segera keluar dari kereta yang dinginnya udah kaya di kutub utara! Itu.
“huuhh.. akhirnya sudah sampai..” lega Airi.
“iya.. dingin banget ya kereta itu! Kayaknya kereta yang ekspress gak sedingin itu deh.” Sambungku aneh.
“bener sa, ri, orangnya juga gak ramah! Nyebelin lagi!” balas Clo kesal.
“sudah eh, jangan banyak ngeluh. Yang penting kita sampe dengan selamat. Ya kan?” balas Reki menenangkan suasana.
“yoi!” balas kami bertiga kompak.
Tiba-tiba, ada pak satpam yang keheranan melihat kami dan memberhentikan kami.
“lho, kalian dari mana? kok malam-malam ada di sini?” tanya satpam kepada kami ber empat.
“dari taman bermain pak. Kami pulang naik kereta dari stasiun sebelah. Kebetulan ada kereta malam yang lewat di sana tadi pak.” Jelas Clo panjang lebar.
“naik kereta?” tanya satpam itu bingung.
“iya, pak.” Jawab kami kompak.
“mana keretanya?”
“itttuu..” balas kami sambil menunjuk kebelakang, menyadari kereta tadi sudah tak ada lagi.
“lhho.. lho! Kok gak ada Clo keretanya.” Balas Airi panik.
“gak tau nih, tadi ada kok.” Balas Clo membela diri.
“orang tadi bapak lihat, kalian ber empat jalan kaki di tengah-tengah rel kereta. Saya sudah panggil tapi tidak ada yang dengar.” Jelas pak satpam itu.
“hah?!” balas kami kompak.
“masa sih pak? Orang tadi kita naik ko. Duduk malah, gak ngerasa jalan.” Balas Reki.
“iya... benar, kami naik kereta pak.” Bela Clo.
“nih ya dek, jam kereta tutup itu pukul 10.00 PM. selain itu, gak ada lagi kereta yang lalu lalang dek. Apalagi sekarang jam 12.00 PM.” jelas pak satpam.
“ masa, sih pak?” tanyaku heran.
“iyaa..”
“pantas saja aku ngerasa hawa negative selama di sana. Udah dingin banget lagi.” Balas Airi.
“KI,, jangan jangan kita tadi abis naik kereta hantu?” tanya Clo menebak.
“apa sih Clo, ada ada aja..” balas Reki cool.
“bisa jadi..” balas aku dan Airi bersamaan.
“sudah, sudah.. lebih baik kalian minum teh angat yang saya buat ya. Habis itu kalian bisa tidur dulu dan besok baru bisa pulang. Gimana?” tawar pak satpam itu.
“iya, pak.” Balas kami kompak.
Satu pertanyaan yang ada di benak kami. Kejadian apakah tadi itu? Mungkinkah kami mimpi? Atau nyata? Lantas jika nyata, dimanakah kereta tersebut?

-TAMAT-

PROFIL :
Nama lengkap ku Nafisya Nur Haliza, kelas 8. Umurku 13 tahun. lahir di jakarta, 07 -01-2003. Kini aku bersekolah di SMPI Binakheir, jalan setu baru- studio alam TVRI, raden saleh-  depok.
Alamat rumah ku : gang kemang 2, perumahan sukmajaya permata blok D16 – raden saleh-sukmajaya – depok. (cat oren pagar hitam)
Kalian dapat menyapaku lewat ig: @nafisya_07
atau @nfsyaa.hlzaa
 Blog : nafisyanewblog
Akun fb: Nafisya Nur Haliza
Line: nafisya07
No hp: 081314562499
Alamat email: fisyaimut@gmail.com