Never forget you!
-Persahabatan lain dimensi-
TONG.. TONG..TONG..
Bel di retansia asrama school berbunyi
pada saat tengah malam. Tak disangka, aku kebelet ingin buang air kecil pada
malam itu. Terpaksa, aku pun harus membangunkan teman disampingku. “kim..
bangun kim..” panggilku berulang kali.
“kimberly.. bangun, kim...” teriakku
pada kim, membangunkannya.
“i..iyaa.. ada apa sih clan? Tengah
malam gini bangunin aku?.” Jawab dia sambil mengucek ngucek matanya.
“emm.. ga papa sih.. Cuma, aku minta
anterin ke toilet aja kim..” balasku malu.
“yah elah.. ke toilet aja di
anterin! Pergi sendiri sana!.” Balasnya kesal.
“emang kenapa? Kamu takut?.” Balasku
memberanikan diri.
“lo gila yah? Sekarang jam berapa?
Nyari mati lo? Hah?.” tanya kim beruntun.
“yaudah kim, jangan marah dong.. kan
aku nanya baik-baik kalo ngga mau juga gapapa! Aku bisa sendiri.” Balasku
menahan emosi.
“sana! Kalau mau celaka, aku Cuma
gak mau ngelanggar peraturan di sekolah ini..” balasnya tajam dan berujung
lemah.
“emang ada peraturan apa di sekolah
ini?.” Tanyaku agak merinding.
“hah? nggak, ga papa. Sudah sana!
Katanya mau ke toilet. Nanti keburu tambah malam.” Jawabnya meragukan dan
seperti ada yang disembunyikan.
“yasudah..” balasku pasrah.
Tak kusangka saat sedari tadi aku berbicara dengan kim, Erika
memperhatikan aku dan kim sampai sekarang. Namun, aku tak menyadarinya. Aku pun
membuka gorden jendela dan melihat keluar. Ternyata, bukan main gelap nya..
bagaimana kalau aku ketemu hantu atau apapun?. Ah, biarlah.. yang penting aku
sudah lega.
****
Kreekkk...
Salah satu pintu kamar mandi terbuka
sendiri.
“lho.. ko.. ko.. kok terbuka sendiri
sih?.” Tanyaku agak gemetar pada diriku sendiri.
Tiba tiba saja ada seseorang
perempuan yang keluar dari kamar mandi tersebut, dan ternyata ...
“oh, hai clania..” sapa gadis
perempuan yang ternyata si erika.
“hai, erika.. kamu ngapain kesini?
Bikin aku kaget, aku kira apaan..” jawabku lega.
“hehehe.. buang air kecil. Kalo kamu
mau ngapain? Justru aku kira siapa yang melangkahkan kaki ke toilet ini. Aku
kira pengganggu.” Balas Erika yang justru ada kata yang agak aneh pas dia
ngomong “aku kira pengganggu.”
“oh, aku juga mau buang air kecil
ko.. tunggu ya.”
“ya clan, aku tungguin ko..”
balasnya agak meragukan.
“oke.. sebentar yaa.
****
“hhh.. selesai juga.. akhirnya udah lega..”
gumam ku.
Namun, saat aku membuka pintu kamar
mandi, mau keluar..
“Erika.. aku udah selesai, ay..”
kata kata ku terputus karena melihat Erika udah ngga ada di depan pintu kamar
mandi. Akupun mencari ke sekeliling toilet, hasilnya pun nihil.
“Erika.. kamu dimana? Jangan ngumpet
ngumpet deh..” panggilku panik.
Hening, tanpa jawaban. Angin malam
mulai membelai bulu kuduk kulit ku. Sehingga menghasilkan hawa yang agak..
iseng gitu.
“Erika! Aku sedang tidak bercanda
sekarang! Jangan bercanda dehh nanti ketauan guru yang lewat kita masih diluar
gimana?” teriakku memanggil Erika yang sedari tadi menghilang.
Jleepp !
lampu di sekitar kamar mandi asrama
mati. Gelap dan sunyi.
“hai, clania.. selamat datang.” Sapa
seseorang dari kegelapan di belakangku.
“si..siapa kamu? Ma.. mau
apa kamu?” tanyaku gelagapan di dalam kegelapan.
“oh, ya aku lupa.. masih gelap ya?”
ucap perempuan itu.
*Prok prok *
dengan sekali
tepokan, lampu di sekitar ruangan menyala. Dan kulihat ruangan seperti
biasanya. Ya.. lebih tepatnya seperti ruangan asrama zaman dulu sih.. dan
berbau anyir di sekitar. Aku melangkah kan kakiku ke ruangan kamar yang
pintunya berwarna coklat di depanku.
Krekk..
Pintu kamar
terbuka. Namun, kini bau anyir yang tak sedap itu berubah menjadi bau melati
yang nusuk banget. Aku terus melangkahkan kaki ke sekitar kamar indah tersebut.
Kulihat banyak sekali boneka boneka dan tempelan serta aneka hiasan yang di
pajang.
“lho, clania ngapain masuk ke kamar
terlarang itu?” buntut erika dan kim dari belakang menjaga clania.
“a.. ap tadi dia bilang? Boneka?
Wangi melati?” tanya Kim yang menatap Erika asli kebingungan.
“entah, mungkin dia sleep walking
atau mengigo atau semacamnya..” jawab Erika.
Aku terus
melanjutkan perjalananku, hingga aku tiba di sudut kamar tersebut dan menemui
sosok wanita remaja seusiaku di sudut ruangan. Dia cantik, manis, putih, dan
berambut panjang se pinggang.dia mengenakan gaun layaknya cinderella berwarna
emas. Dia menggunakan mahkota putri. Namun, kutemui dia dalam keadaan sedang
murung.
“hai, kamu
siapa? Bisa bantu aku keluar dari sini?” panggilku kepada perempuan yang
membelakangiku.
Dia menoleh,
dan ternyata benar! Dia amat cantik!! Dia senyum kepadaku, seraya berkata.
“siapa yang membawa
mu ke duniaku? Bahkan kamar terkutukku?” tanyanya parau.
“entah,
sebenarnya aku sedang ke toilet tadi. Dan aku bertemu Erika temanku.”
“erika? Ka, kamu tadi ke toilet
sebelum si clania kesana?” tanya kim bingung.
“enggak deh perasaan, wah.. Clania ngigo
kali ya? Dia ngomong sendiri lagih.” Jawab Erika menyadari bukan dirinyalah
yang di sebut Clania tadi.
“lalu, saat aku
sudah buang air kecil. Erika sudah tiada di depan pintu toilet. Lampu toilet
pun mati seketika. Dan dari belakangku pun, ada yang menyapaku. Dengan satu
tepokan, lampu menyala kembali dan membawaku ke ruangan di luar kamarmu.”
“Evny.... dia
selalu membawa anak tak bersalah kemari. Dan, setiap anak itu menggangguku.
Menangis, berteriak, bahkan bunuh diri dan mati kelaparan di sini. Akulah yang
harus bertanggung jawab atas kematian anak anak itu, aku juga yang harus
menerima akibatnya..”balas sang
putri itu.
“apa akibatnya? Bagaimana asal
mulanya? Oh,ya siapa namamu?” tanyaku beruntun.
“akibatnya,
namaku jadi dilecehkan. Aku tak jadi putri layak nya kakak dan adik adiku.
Semua orang membenci dan tak mempercayaiku. Hanya adikku yang bernama celleline
yang mengerti aku. Pada malam jum’at, segerombolan warga datang ke kastil ku..
mereka memanggil manggil namaku. Aku yang sedang bersama celleline dan kak
hebert, kakak
sepupuku pun berusaha kabur dan mengumpat. Hingga, celleline mati jatuh dari
tangga kastil setinggi 5 meter itu dan kepalanya hancur! Adik kesayanganku
telah tiada.. hanya aku dan Hebert yang tersisa.
Semua penduduk yang di ketuai
oleh Evny musuhku pun akhirnya masuk ke dalam kastil secara paksa. Dia
mencariku hingga ke penjuru ruangan. Dan menemukanku sedang mengotong celleline
adikku. Mereka membawaku ke taman belakang kastil yang kini menjadi toilet
asrama atau sarang nya Evny. Mereka menguburku hidup hidup. Namun, pada tanggal
13 okt 1801.. ada orang yang sedang menggali tanah dan menemukanku ketika ingin
membangun asrama ini. Mereka memindahkan kuburanku di kamar terlarang ini. Dan
kembali menimpanya dengan semen dan lantai. Sejak saat itu, aku tak tahu
bagaimana nasib Hebert dan belum menemuinya di asrama ini. Aku hanya bertemu
Celleline 3 kali, dia bersarang di kamar asrama putri...” jelasnya panjang lebar.
“dan namaku.. Willy anatansa linken.
Panggil saja aku Willy. Selamat datang di kamarku Clania.. kamu adalah tamu ke 1002
setelah kennes.” Tambah Willy.
“hah, kennes? Maksud kamu.. aprillia
kennes?” tanyaku tersadar dari halusinasiku.
“ya.. kau kenal dia? Dia ada di
belakang mu Clania..” jawab Willy ramah.
“jadi, nama nama yang di pajang di
mading beserta fotonya.. telah tiada?” tanyaku kepada Willy.
“yap! You right..” jawab Willy
singkat.
“apa aku akan mati juga?” tanyaku
konyol.
“tidak Clania, kamu akan membawaku
tenang di alam sana. Kamu beruntung datang di malam selasa, bulan sabit. Kamu
tidak akan bertemu penghuni seram kastil ini.” Jelas Willy tersenyum.
“tapi Willy, kau hantu yang baik.
Kenapa kau tidak disini saja? Kan aku bisa terus bermain denganmu..” balasku
sedih.
“kamu lihat 2 sahabat mu di
belakang.” Tunjuk Willy ke arah Erika dan Kim yang ketiduran menungguku di luar
kamar terlarang.
“hah? Kim? Erika?” senyumku
mengembang saat melihat mereka.
“pergi temui mereka, dan bilang ke
OB asrama ini untuk menggali lantai di bawah kasur ini saat shubuh. Dan
kuburkan mayatku di TPU setempat.. dengan itu, semua penghuni asrama ini akan
hilang dan lenyap. aku pun akan tenang di alam sana.”
“ya, Willy. Terimakasih telah
berbagi cerita denganku. I hope you can call me your best friend.” ucapku
selamat tinggal.
“ya.. urwell Clania.. kata sahabat
itu yang aku suka..” balas Willy.
*****
Pagi buta menjemput mataku untuk bangun dari tidurku. Entah aku mimpi
atau tidak, yang jelas aku merasakannya! Maka, aku pun harus memenuhi
permintaan Willy. Kutemui OB dan memintanya untuk menggali lantai di kamar
terlarang. Dan ternyata.. benar! Ada Willy yang berguyur darah serta hampir
seluruh badannya telah menjadi tengkorak dimakan waktu.
Kami mengiringi kepergian putri kastil inggris ini ke tempat
terakhirnya. Aku, Kim dan Erika menangis tersedu-sedu dan terus mengucapkan
doa, memanggil nama putri kesayangan inggris ini. Namun, ini sudah takdir yang
tak bisa di sesali. Aku berharap.. ada Willy Willy lain nantinya.
*****
Tok tok tok..
“ya.. masuk.” Jawab miss serifa di
ambang pintu.
Masuk lah, anak perempuan alias
murid baru asrama ini. Dia berparas cantik dan manis. Rambut tergerai
sepinggang. Dan memperkenalkan dirinya.
“eh, Erika.. clan.. lihat deh, siapa
di depan kelas.” Panggil Kim mengganggu aku dan Erika yang sedang sibuk
mengerjakan tugas.
“siapa em..” kata kataku terputus
saat menoleh ke depan kelas menyadari itu..
“Willy Anatansa Linken?” tanyaku
heran.
“bukan, bukan Willy. Tapi, Wilsa
Analisa Loria..” timpal Alice di depan bangkuku.
“a.. apa Willy bereinkarnasi?”
bisikku ke Kim dan Erika.
“entah, tapi dia mirip sekali
Clan..” bisik Kim.
“ya.. mungkin saja.. ini hadiah dari
Willy untuk kita karena telah menyelesaikan misinya.” Balasku semangat.
“biarlah, siapapun dia.. aku yakin
kita akan akrab dengannya.” Tegas Erika.
-Tammat-
nah, gimana kawan-kawan ceritanya? seru gak? apa ngebosenin? kalau suka, komen ya. oh,ya. kalau kalian mau request cerita lain, komen aja yaa. kalau ngga, chat pribadi di ig: @nafisya_07 atau id line: nafisya07. jangan lupa follow wattpadku: Nafisyaaa07 lagi bikin cerita yang berjudul "Hujan yang membawaku pergi lhoo.. thx sebelumnya.
No comments:
Post a Comment